Rabu, 04 Desember 2013

Pemasaran Retail

Eceran atau disebut pula ritel (bahasa Inggris: retail) adalah salah satu cara pemasaran produk meliputi semua aktivitas yang melibatkan penjualan barang secara langsung ke konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis. Organisasi ataupun seseorang yang menjalankan bisnis ini disebut pula sebagai pengecer. Pada prakteknya pengecer melakukan pembelian barang ataupun produk dalam jumlah besar dari produsen, ataupun pengimport baik secara langsung ataupun melalui grosir, untuk kemudian dijual kembali dalam jumlah kecil.

sumber: id.wikipedia.org/wiki/Eceran

Studi Kasus Pemasaran Global



 PROFIL THE COCA COLA COMPANY
The Coca
Cola Company merupakan perusahaan minuman terbesar dunia, dengan manufaktur terbesar, serta distributor dan pemasar yang memusatkan penjualan minuman non-alkohol dan sirup di Dunia. Perusahaan Coca Cola mulai dikenal masyarakat melalui salah satu produknya yang terkenal, yaitu Coca-Cola. Coca-Cola atau Coke adalah minuman bersoda kola yang dijual di berbagai restoran, toko, dan mesin pengecer di lebih dari 200 negara. Coke adalah salah satu merek yang paling dikenal dan paling luas penjualannya. Saingan utamanya adalah Pepsi.

Sejarah Perusahaan Coca Cola
Rasa menyegarkan Coca-Cola pertama kali diperkenalkan pada tanggal 8 Mei 1886 oleh John Styth Pemberton, seorang ahli farmasi dari Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Dialah yang pertama kali mencampur sirup karamel yang kemudian dikenal sebagai Coca-Cola. Frank M. Robinson, sahabat sekaligus akuntan John, menyarankan nama Coca-Cola karena berpendapat bahwa dua huruf C akan tampak menonjol untuk periklanan. Kemudian, ia menciptakan nama dengan huruf-huruf miring mengalir, Spencer, dan lahirlah logo paling terkenal di dunia.
Dr. Pemberton menjual ciptaannya dengan harga 5 sen per gelas di apotiknya dan mempromosikan produknya dengan membagi ribuan kupon yang dapat ditukarkan untuk mencicipi satu minuman cuma-cuma. Pada tahun tersebut ia menghabiskan US$46 untuk biaya periklanan. Pada tahun 1892, Pemberton menjual hak cipta Coca-Cola ke Asa G. Chandler yang kemudian mendirikan perusahaan Coca-Cola pada 1892. Chandler piawai dalam menciptakan perhatian konsumen dengan cara membuat berbagai macam benda-benda cinderamata berlogo Coca-Cola. Benda-benda tersebut kemudian dibagi-bagi di lokasi-lokasi penjualan penting yang berkesinambungan. Gaya periklanan yang inovatif, seperti desain warna-warni untuk bus, lampu gantung hias dari kaca, serta serangkaian cinderamata seperti kipas, tanggalan dan jam dipakai untuk memasyarakatan nama Coca-Cola dan mendorong penjualan.
Upaya mengiklankan merek Coca-Cola ini pada mulanya tidak mendorong penggunaan kata Coke, bahkan konsumen dianjurkan untuk membeli Coca-Cola dengan kata-kata berikut: "Mintalah Coca-Cola sesuai namanya secara lengkap; nama sebutan hanya akan mendorong penggantian produk dengan kata lain". Tetapi konsumen tetap saja menghendaki Coke, dan akhirnya pada tahun 1941, perusahaan mengikuti selera popular pasar. Tahun itu juga, nama dagang Coke memperoleh pengakuan periklanan yang sama dengan Coca-Cola, dan pada tahun 1945, Coke resmi menjadi merek dagang terdaftar.

Badan Usaha Perusahaan Coca Cola
Perseroan Terbatas (PT), dulu disebut juga Naamloze Vennootschaap (NV), adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan. Perseroan terbatas merupakan badan usaha dan besarnya modal perseroan tercantum dalam anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi pemilik perusahaan sehingga memiliki harta kekayaan sendiri. Setiap orang dapat memiliki lebih dari satu saham yang menjadi bukti pemilikan perusahaan. Pemilik saham mempunyai tanggung jawab yang terbatas, yaitu sebanyak saham yang dimiliki. Apabila utang perusahaan melebihi kekayaan perusahaan, maka kelebihan utang tersebut tidak menjadi tanggung jawab para pemegang saham. Apabila perusahaan mendapat keuntungan maka keuntungan tersebut dibagikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pemilik saham akan memperoleh bagian keuntungan yang disebut dividen yang besarnya tergantung pada besar-kecilnya keuntungan yang diperoleh perseroan terbatas.
Selain berasal dari saham, modal PT dapat pula berasal dari obligasi. Keuntungan yang diperoleh para pemilik obligasi adalah mereka mendapatkan bunga tetap tanpa menghiraukan untung atau ruginya perseroan terbatas tersebut.

Visi dan Misi Perusahaan
Visi dan misi merupakan bagian yang ada cerminan apa yang dicari oleh perusahaan untuk mencapai serta bagaimana mencapai hal tersebut semua memberikan arahan untuk memastikan bahwa mereka yang ada di dalamnya bekerja untuk tujuan yang sama.

Vision :
•People : Being a great place to work where people are inspired to be the best they can be.
•Planet : Being a Responsible a global citizen that makes a difference.
•Portofolio : Bringing to the world a portofolio of beverage brands that anticipate and satisty people desires and needs.
•Partners : Maximizing return to share owners while being mindful of out over all responsibilities.

Mission
We will reinvigorate growth for our Company, and we will inspire our people. Likewise, our strategy is simple: We will accomplish our goals by building a portfolio of branded beverages, anchored in our icon, Coca-Cola®, and by enabling superior market execution globally and locally - aligning and leveraging the power of our global network. We are guided by shared Values that we will live by as a company as individual.
•Leadership : “ the courage to shape a better future “
•Passion : “ Committed in heart and Mind “
•Integrity : “ Be Real “
•Accountability: “ IF it is the it is up to me “
•Collaboration : “ Leverage Collective Genius “
•Innovation : “ Seek, imagine, create “
•Quality : “ What We do, We do well “

Tujuan Perusahaan : Menjadikan perusahaan minuman bersoda no satu di dunia.

Dari Visi di atas maka dapat di simpulkan bahwa visi tersebut termasuk dalam visi strategis perusahaan. Di dalam visi tersebut di cantumkan visi perusahaan untuk jangka panjang perusahaan
penyataan misi dapat menjawab pertanyaan Visi pada perusahaan Coca- cola .

Logo dan Merek Coca Cola
John Styth Pemberton, seorang ahli farmasi dari Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Dialah yang pertama kali mencampur sirup karamel yang kemudian dikenal sebagai Coca-Cola. Frank M. Robinson, sahabat sekaligus akuntan John, menyarankan nama Coca-Cola karena berpendapat bahwa dua huruf C akan tampak menonjol untuk periklanan. Kemudian, ia menciptakan nama dengan huruf-huruf miring mengalir, Spencer, dan lahirlah logo paling terkenal di dunia. Coca-Cola logo, seperti produknya, merupakan logo dan merek paling dikenal di seluruh dunia.
Warna merah dan putuh pada logo Coca-Cola dibuat sederhana serta mudah diingat oleh konsumen. Logo Coca-Cola pertama kali diperkenalkan di Atlanta Journal pada tahun 1915 serta muncul pada display Pemberton farmasi. Coca-Cola logo terdaftar menjadi merek dagang pada tahun 1887 dan semenjak itu menjadi identitas merek korporasi.

Strategi SDM
Pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu focus utama manajemen coca cola dalam menyiapkan tenaga kerja yang handal, dinamis dan penuh dedikasi. Yang sasaran coca cola tak lain ialah memberi layanan yang prima dan memuaskan kepada lebih dari 200 juta konsumen melalui sekitar 400,000 pelanggan yang tersebar di seluruh Indonesia. Coca cola sendiri menyadari bahwa untuk meraih semua peluang yang ada, memberikan layanan yang terbaik kepada para pelanggannya, dan untuk dapat mengahadapi tantangan lingkungan bisnis yang kompetitif, tim-tim kami perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai, serta sikap yang tepat.
Selama sejarah keberadaan Coca-Cola di Indonesia yang cukup lama, coca cola tetap menyelenggarakan berbagai pelatihan serta mengembangkan SDMnya untuk menjamin bahwa kemampuan bisnis perusahaan senantiasa memenuhi tuntutan pasar, dan para karyawan mampu menghasilkan apa yang diharapkan dari mereka. Sementara itu, coca cola juga secara berkesinambungan merekrut tenaga-tenaga muda berpotensi untuk menduduki posisi-posisi penting di masa mendatang.Coca cola memiliki satu tim khusus yang bertugas meningkatkan keterampilan-keterampilan fungsi teknis, bidang manajemen dan kepemimpinan karyawan. Tim tersebut didukung dan disertifikasi oleh sejumlah lembaga pelatihan dan pengembangan SDM internasional. Diantaranya terdapat The Coca-Cola Company, Coca-Cola Amatil dan beberapa lembaga internasional lainnya. Kami menghadirkan kelompok fasilitator baik dari dalam organisasi sendiri, maupun dari lingkungan luar yang memiliki kepiawaian bisnis yang tajam, pengalaman kerja langsung dalam bidang-bidang terkait, serta yang jauh lebih penting, "menjiwai pendidikan".

Strategi Pemasaran Coca Cola

Penanganan proses pertukaran memerlukan waktu dan keahlian yang banyak. Manajemen pemasaran akan terjadi apabila sekurang-kurangnya satu pihak dari pertukaran potensial memikirkan cara untuk mendapatkan tanggapan dari pihak lain sesuai dengan yang diinginkannya. Dengan demikian, manajemen pemasaran dapat diartikan :
Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi (Kotler, 1997).

Manajemen Pemasaran Coca Cola :
Coca-Cola memiliki beberapa program untuk mendukung penjualan dan pemasaran produk-produknya. Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen, yaitu:

- Program Promosi
Mereka mempunyai program promosi yang beragam, yang tidak hanya untuk meningkatkan penjualan dan pemasaran, tetapi juga meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produk.

- Layanan Konsumen
Di Coca-Cola, Customer Service System (CSS), sistem pelayanan pelanggan, didesain untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen secara terus-menerus terhadap produk-produk Coca-Cola dengan menyediakan pelayanan yang optimal kepada seluruh pelanggan berdasarkan kebutuhan mereka masing-masing.

- Area Marketing Contractor
Terbatasnya sumberdaya dan kemampuan untuk melakukan pengembangan daerah tertentu, sekaligus komitmen untuk menciptakan peluang kerja yang luas di sektor informal, mendorong Coca-Cola untuk secara serius dan berkesinambungan mengembangkan jaringan Distribusi Tak Langsung (Indirect Distribution) berbasis Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia. Sistem Distribusi ini mengandalkan dua kelompok usaha kecil dan menengah yang terbagi dalam dua kelompok besar: Area Marketing Contractor (AMC) dan Street Vending.

- Layanan Produk Pendingin
Riset membuktikan bahwa 90% konsumen Coca-Cola ebih menyukai membeli produk dalam keadaan dingin. Hal ini menunjukkan bahwa peranan Cold Drink Equipment (peralatan pendingin) sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan penjualan dan mendorong tingkat keuntungan para pelanggan.

-HoReCa
Dengan bekerjasama dengan berbagai Hotel, Restaurant, dan Café ternama, Coca-Cola memberikan beragam penawaran menarik melalui program HoReCa ini

Pemasaran coca cola
Inovasi adalah salah satu kunci keberhasilan yang menjadikan Coca-Cola Indonesia semakin besar, dikenal luas, serta memberikan kontribusi bagi masyarakat dan bangsa Indonesia . Melalui riset dan pengembangan (Research & Development), Coca-Cola terus berinovasi untuk menciptakan produk, kemasan, strategi pemasaran, serta perlengkapan penjualan baru yang lebih berkualitas, kreatif, serta mempunyai ciri khas tersendiri. Dengan memahami kebutuhan dan perilaku konsumen, serta potensi kekayaan alam Indonesia , Coca-Cola berinovasi dengan menciptakan produk-produk baru yang menjadikan produk minuman cepat saji Coca-Cola mempunyai rasa dan pilihan yang beragam. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen secara lebih spesifik, pada tahun 2002 Coca-Cola meluncurkan AQUARIUS, minuman isotonik yang diperuntukkan bagi mereka yang aktif dan gemar berolahraga. Pada tahun yang sama, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea, teh dalam kemasan botol dengan aroma bunga melati yang khas. Pada tahun 2003, Fanta menghadirkan campuran dua rasa buah, orange dan mango, yang disebut “Fanta Oranggo”, setelah pada tahun sebelumnya sukses meluncurkan Fanta Nanas. Pada tahun ini pula, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Sunfill – produk minuman Sirup dan Serbuk instan rasa buah. Dengan inovasi, Coca-Cola yakin bahwa produk-produk yang ditawarkan akan mampu memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia.
Selain berinovasi pada produk-produk baru, Coca-Cola juga mencoba mengembangkan desain kemasan minuman, serta meningkatkan kualitasnya. Setelah meluncurkan Frestea dalam kemasan botol, pada akhir tahun 2002, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea dalam kemasan Tetra Wedge yang lebih mudah dan praktis untuk dibawa. Pada akhir 2003, Coca-Cola, Sprite, dan Fanta hadir dalam kemasan kaleng ramping baru yang unik. Pada tahun 2004 ini, Coca-Cola hadir dengan inovasi terbaru yaitu botol gelas berbobot lebih ringan 30 % dengan desain mungil, imut, tapi kuat. Inovasi kemasan produk akan terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan teknologi terbaru.
Strategi pemasaran Coca-Cola mempunyai ciri khas tersendiri, yang unik dan kreatif. Berbagai program promosi diadakan sesuai dengan event yang sedang berlangsung, baik melalui konser musik, pameran, promo penukaran tutup botol, hadiah kejutan, maupun iklan TV. Pada tahun 2004 ini, iklan Coca-Cola versi Kabayan dinobatkan sebagai iklan paling efektif dalam bulan Pebruari dan Maret versi survey TV Ad Monitor MRI. Promo Coca-Cola juga memanfaatkan momentum tertentu, misalnya: Demam Piala EURO 2004. Dengan memanfaatkan event berskala nasional maupun internasional, Coca-Cola mencoba tampil dengan strategi pemasaran baru yang menarik masyarakat.
Selain berinovasi dalam produk, kemasan, dan strategi pemasaran; perlengkapan penjualan baru juga dikembangkan ke arah yang lebih baik. Berkaitan dengan inovasi ini, Coca-Cola Indonesia menciptakan jenis krat baru yang lebih ringan, dibuat dari bahan yang ramah lingkungan.
Kunci sukses inovasi tersebut adalah kolaborasi yang baik antara Coca-Cola Bottling Indonesia dan Coca-Cola Company, pengembangan varian minuman cepat saji dengan rasa baru, serta keinginan untuk menjadikan Coca-Cola Indonesia sebagai perusahaan minuman cepat saji yang lengkap.

Pemasaran Coca Cola Di Indonesia
Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan salah satu produsen dan distributor minuman ringan terkemuka di Indonesia. Kami memproduksi dan mendistribusikan produk-produk berlisensi dari The Coca-Cola Company. Perusahaan memproduksi dan mendistribusikan produk Coca-Cola ke lebih dari 400.000 outlet melalui lebih dari 120 pusat penjualan.Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan nama dagang yang terdiri dari perusahaan-perusahaan patungan (joint venture) antara perusahaan-perusahaan lokal yang dimiliki oleh pengusaha-pengusaha independen dan Coca-Cola Amatil Limited, yang merupakan salah satu produsen dan distributor terbesar produk-produk Coca-Cola di dunia.
Coca-Cola Bottling Indonesia memproduksi merek-merek inti seperti Coca-Cola, Sprite, Fanta, dan Frestea di dalam pabrik-pabriknya yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk menjaga agar mutu minuman yang dihasilkan sesuai dengan standar, kami menerapkan dengan ketat proses produksi yang diakui secara internasional.
Pemberian kode-kode pada setiap produk merupakan bagian terpenting dari keseluruhan proses. Dengan kode-kode itu kami menjaga agar para pelanggan mendapatkan minuman kami dalam rasanya yang terbaik.
Setiap kode menunjukkan keterangan-keterangan tertentu tentang produk tersebut. Ada kode yang menunjukkan keterangan tentang tanggal pembuatan. Ada kode yang lebih rumit, terdiri atas huruf dan angka yang menunjukkan hari, bulan, shift, dan pabrik tempat minuman tersebut dibuat. Ada lagi yang tidak tampak pada kemasan karena tinta yang digunakan hanya dapat dibaca dengan teknologi khusus. Semua itu menunjukkan komitment kami untuk memastikan bahwa teknologi, sumber daya manusia maupun material yang kami pergunakan, semuanya tertuju untuk kepuasan para pelanggan dan konsumen kami.
Coca-Cola Amatil pertama kali berinvestasi di Indonesia pada tahun 1992. Mitra usaha Coca-Cola saat ini merupakan pengusaha Indonesia yang juga adalah mitra usaha saat perusahaan ini memulai kegiatan usahanya di Indonesia. Produksi pertama Coca-Cola di Indonesia dimulai pada tahun 1932 di satu pabrik yang berlokasi di Jakarta. Produksi tahunan pada saat tersebut hanya sekitar 10.000 krat.Saat itu perusahaan baru memperkerjakan 25 karyawan dan mengoperasikan tiga buah kendaraan truk distribusi. Sejak saat itu hingga tahun 1980-an, berdiri 11 perusahaan independen di seluruh Indonesia guna memproduksi dan mendistribusikan produk-produk The Coca-Cola Company. Pada awal tahun 1990-an, beberapa diantara perusahaan-perusahaan tersebut mulai bergabung menjadi satu. Tepat pada tanggal 1 Januari 2000, sepuluh dari perusahaan-perusahaan tersebut bergabung dalam perusahaan-perusahaan yang kini dikenal sebagai Coca-Cola Bottling Indonesia.Saat ini, dengan jumlah karyawan sekitar 10.000 orang, jutaan krat produk kami didistribusikan dan dijual melalui lebih dari 400.000 gerai eceran yang tersebar di seluruh Indonesia.


Analisa C1, C2, C3, C4, C5, C6, C7 dan SWOT

C1= Company/Ruang Lingkup Usaha
Coca-cola Company adalah perusahaan yang telah berhasil menjadi global dalam dua hal yaitu dalam hal visi dan skala operasi, yang dikelola berdasarkan penguasaan pasar lokal. Daerah operasinya meliputi 200 negara dan mengendalikan 47 persen pangsa pasar soft drinks yang dikonsumsi seluruh dunia dengan angka konsumsi sebesar 1,06 juta per hari di seluruh Dunia. Coca Cola adalah contoh merk yang sangat dominan di dunia.

Keunggulan dan Kekuatan Coca Cola Company :
1.Menguasai pangsa pasar dunia
2.Beroperasi hingga lebih dari 200 negara
3.Memproduksi 400 merk yang terdiri lebih dari 2600 produk minuman
4.Bermarkas di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat
5.Perusahaan minuman terbesar sedunia
6.Sebagai inovator dalam industri soft drink
7.Melakukan bottling investment dengan beberapa investee
8.Mempunyai struktur organisasi yang sangat baik
9.Memiliki kepopuleran merk yang tinggi dan dikenal oleh masyarakat dunia
10.Memiliki divisi di beberapa negara
11.Nomor 1 dalam penjualan minuman jus dan No 1 dalam penjualan minuman teh dan kopi
12.Coca Cola memenangkan penghargaan untuk kategori kemasan kaleng dari jenis produk yang paling inovatif dan atraktif.
13.Perbedaan geografi perusahaan memberikan keseimbangan
14.Memiliki social responsibilities yang sangat baik
15.Net operating revenue tumbuh 4% menjadi $24.1 billion, dan operating income tumbuh 4% menjadi $6.3 billion
16.SDM yang terlatih
17.Loyalitas Konsumen Terhadap brand Coca - Cola
18.Brand Image
19.Pertumbuhan Penjualan
20.Riset dan Development yang Intensif
21.Harga Produk Yang Kompetitif
22.Keadaan Distribusi dan Pangsa Pasar
23.Ramuan yang tidak dimiliki oleh peusahaan lain
24.Pelayanan terhadap pelanggan atau konsumen
25.Lokasi pabrik ada di mana termasuk Jakarta, dan Semarang
26.Memiliki kepedulian terhadap Lingkungan sekitar
27.Inovasi secara terus menerus
28.Strategi pemasaran yang baik
29.System informasi yang baik
30.Kemasan produk yang menarik

Aspek Kelemahan pada PT Coca – Cola Bottling.

1.Ketersediaan Bahan Baku
2.Biaya Produksi yang Tinggi
3.Ancaman PT Coca- Cola terhadap pesaing Produk The yang Semakin Banyak
4.Kebijkan Pemerintah
5.Coca – Cola Tidak menghasilkan Produk Yang Organik
6.Minuman bersoda tidak baik bagi kesehatan
7.Sebagai perusahaan beverage memiliki kontrak eksklusif kepada Pepsi Company
8.Inovasi dan ekspansi yang lambat dalam mengatasi pesaing dan memenuhi keinginan pasar
9.Coca Cola hanya berbasis pada kategori minuman dan belum merambah ke sektor lain
10.Segmentasi terlalu global


Aspek kesempatan pada PT Coca – cola

1.Konsumsi minuman berbanding terbalik dengan usia seorang
2.Teknologi membuat dunia semakin sempit
3.Semakin meningkatnya pendapatan penjualan PT Coca – Cola
4.Minuman ringan dapat diperolah di mana saja
5.Bahan pendukung utama produk coca-cola dapat diganti dengan produk yang lain.

Aspek ancaman pada PT Coca – Cola Bottling

1.Coca – cola dapat pesain dari Pepsi dan Cadbburry
2.Ada banyak minuman subsitusi dari produk minuman yang lain
3.Peningkatan biaya per unit akibat keterbatasan
4.Mendapat persaingan yang kuat dari Pepsi dan Cadburry. Coca-Cola Company mempunyai dua pesaing utama yaitu: PepsiCo dan Cadbury Schweppes PLC. PepsiCo mempunyai jumlah karyawan dua kali lebih banyak dari Coca- Cola Company. Sedangkan Cadbury Schweppes PLC mempunyai diversifikasi produk yang mana tidak dimiliki oleh dua pesaingnya. Diversifikasi itu meliputi: industry minuman, coklat dan permen karet.
5.Berdasarkan analisis lingkungan industri, diperoleh hasil sebagai berikut:
• Peningkatan biaya per unit akibat keterbatasan bahan baku. Air merupakan bahan utama dalam industri minuman ringan. Keterbatasan air di beberapa bagian dunia menyebabkan system pemurnian air harus dilakukan sehingga menyebabkan biaya produksi yang dibebankan akan lebih tinggi.
• Bahan pendukung utama Coca-cola mudah diganti dengan bahan lain yang mudah didapat. Bahan utama Coca-Cola adalah sirup jagung berkadar fruktosa tinggi, sejenis gula, untuk di Amerika Serikat dapat dipasok oleh sebagian besar sumber domistik. Untuk di luar Amerika Serikat dapat diganti sukrosa.
6.Coca-cola Company tidak menghasilkan produk organic. Di Amerika sedang mengembangkan produk organik, dan perkembangannya telah mencapai 70%. Dan sampai saat ini pun produk organik semakin popular. Sedangkan Coca-cola Company tidak mengadakan inovasi dalam hal produk organik, padahal hal ini dapat dijadikan peluang bisnis yang potensial.
7.Sebagian pengecer mempunyai kontrak ekslusif dengan PepsiCo. Sebagian perusahaan beverage seperti Pepsi Co. telah melakukan kontrak ekslusif dengan restoran-restoran misalnya saja KFC, Mac D, dan lainnya. Sehingga Coca Cola tidak bisa masuk ke area tersebut.
8.Soft drinks tidak baik untuk kesehatan
Soft drinks tidak punya nilai gizi (dalam hal vitamin dan mineral). Mereka punya kandungan gula lebih tinggi, lebih asam, dan banyak zat aditif seperti pengawet dan pewarna. Sementara orang suka meminum soft drink dingin setelah makan, Akibatnya, Tubuh kita mempunyai suhu optimum 37 supaya enzim pencernaan berfungsi. Suhu dari soft drink dingin jauh di bawah 37, terkadang mendekati 0. Hal ini mengurangi keefektivan dari enzim dan memberi tekanan pada sistem pencernaan kita, mencerna lebih sedikit makanan. Bahkan makanan tersebut difermentasi. Makanan yang difermentasi menghasilkan bau, gas, sisa busuk dan racun, yang diserap oleh usus, di edarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Penyebaran racun ini mengakibatkan pembentukan macam-macam penyakit.


Pesaing/ Kompetitor

Coke masih lebih laris daripada Pepsi di hampir semua kawasan di dunia. Arab Saudi dan wilayah-wilayah Kanada yang terdiri daripada Pulau Prince Edward, Newfoundland dan Labrador, serta Quebec merupakan beberapa kekecualian.
Menurut kebanyakan laporan, Coca-Cola ialah ketua pasaran dalam sektor minuman bergas di India sehingga 1977 sewaktu syarikat itu meninggalkan India selepas kerajaan barunya memerintah Coke mendedahkan rumusannya dan mengurangkan bahagian hak milik dalam syarikat India, seperti yang diperlukan oleh "Akta Peraturan Tukaran Asing" (FERA). Pada tahun 1988, Pepsi masuk India melalui usaha sama dengan Perbadanan Perindustrian Pertanian Punjab (Punjab Agro Industrial Corporation) (PAIC), sebuah perbadanan yang dimiliki oleh kerajaan Punjab, dan Voltas India Limited. Usaha sama itu memasarkan dan menjual Lehar Pepsi sehingga 1991 apabila penggunaan jenama-jenama asing dibenarkan; Pepsi membeli seluruh bahagian hak milik pekongsi-pekongsinya dan menamatkan usaha sama mereka pada tahun 1994. [8] Pada tahun 1993, Coca-Cola kembali sewaktu polisi liberalisasi India diisytiharkan.[9] Pada tahun 2005, Coca-Cola dan Pepsi bersama-sama memegang bahagian pasaran sebanyak 95% dalam jualan minuman bergas di India.[10] Bahagian pasaran Coca-Cola di India ialah 60.9%.[11]
Pepsi sudah lama merupakan minuman penutur-penutur bahasa Perancis di Kanada, dan minuman itu masih memegang dominansnya melalui pergantungan syarikat itu kepada penutur-penutur bahasa Perancis tempatan yang terkenal, khususnya Claude Meunier daripada kemasyhuran La Petite Vie, untuk menjual produknya. "Pepsi" kemudian menjadi nama samaran kesat bagi penutur-penutur bahasa Perancis yang dipandang sebagai kelas bawah oleh penutur-penutur bahasa Inggeris pada pertengahan abad ke-20. Istilah ini kini digunakan sebagai rujukan sejarah kepada permusuhan bahasa Perancis-bahasa Inggeris. Semasa perdebatan pemecahan untuk pemungutan suara pada tahun 1995, seorang pendeta menulis: "Dan sebuah dinding akan dibina di sepanjang lebuh raya St-Laurent (pembahagian tradisional antara orang Perancis dan orang Inggeris di Montreal) kerana sebilangan orang membuang botol-botol Coke ke satu arah, sedangkan botol-botol Pepsi dibuang ke arah yang bertentangan.

C2=Customer
SEGMENTING,TARGETING & POSITIONING COCA COLA SECARA UMUM.


Segmenting Coca Cola Company
Variabel Uraian

Geografis Sekarang ini Coca Cola telah menguasai pasar minuman di lebih dari 200 negara
dengan penempatan di setiap kota dalam negara tersebut.
Wilayah Argentina, Australia, Bahrain, Belgia, Bolivia, Brazil, Chili, Cina, Kolombia,
Kosta Rika, Denmark, Republik Dominika, Ekuador, Mesir, El Salvador, Perancis,
Inggris, Guatemala, Honduras, Hong Kong, India, Italia, Jepang, Kenya, Korea,
Malaysia, Mauritius, Meksiko, Nikaragua, Norwegia, Panama, Paraguay, Peru,
Filipina, Rumania, Rusia, Singapura, Afrika Selatan, Spanyol, Swedia, Thailand,
Trinidad dan Tobago, Turki, Amerika Serikat, Uruguay, Venezuela, Vietnam dan,
Indonesia
Kepadatan Kepadatan penduduk dari wilayah persebaran Coca Cola cukup padat, kondisi
tersebut dipilih untuk memaksimalkan kegiatan penjualan dan distribusi produk
Iklim Iklim dari daerah persebaran Coca Cola beragam, terlihat dari daerah pemasaran
yang tersebar di daerah tropin, subtropics, serta daerah dingin.

Demografi
Usia 12-24 tahun
Penghasilan Penghasilan stabil cenderung besar
Pekerjaan Pekerjaan yang di bidik tidak dispesialisasikan, namun lebih dikhususkan bagi
pekerjaan yang berorientasi pada mode
Kewarganegaraan Tidak ada batasan kewarganegaraan karena area pemasaran Coca Cola tersebar
di seluruh dunia
Psikologi
Kelas Sosial A : Upper Class
B : Higher Profesional
C+ : Lower Profesional
Urban : Skil Non Profesional

Gaya Hidup Coca Cola menggunakan pendekatan melalui Kepribadian dan Gaya Hidup Konsumen.
Melalui aktifitas konsumen Yang memiliki mobilitas tinggi, dan ingin lepas dari rutinitas.Juga konsumen senang bersosialiasi dengan lingkungan, konsumen yang senang bergaul,
konsumen yang membentuk sebuah komunitas tertentu, atau konsumen yang memiliki kesamaan hoby dengan orang lain.

Kepribadian orang yang tidak terlalu serius, namun lebih menyukai hal yang bersifat Humor,
suka bergaul, aktif, dimanis, dan menyukai tantangan
Perilaku
Alasan menggunakan Produk :Segmentasi terfokus pada konsumen yang benar benar mencari manfaat serta keunggulan dari produk yang ditawarkan tanpa terpengaruh oleh harga dan faktor lainnya. Waktu Menggunakan Penggunaan produk untuk event event berkesan bagi konsumen serta dapat dikonsumsi kapan saja dan dimana saja.
Alasan Memilih Merek tersebut : Tingkat pemakaian produk yang relatif ringan, Menyukai hal yang baru, loyal terhadap merek.

Targeting
Variabel
Georgafi: Secara Geografi coca cola memiliki target market di semua kota-kota besar seluruh dunia.
Demografi: Coca cola membidik pasar remaja global laki-laki dan perempuan berusia 12-24 tahun yang berorientasi pada mode serta berpendidikan
Psikologi: Target market Coca Cola secara psikologi membidik konsumen dengan gaya hidup bebas, humoris, ceria, menyukai tantangan pada semua level sosial
Perilaku Target yang dibidik adalah konsumen yang loyal terhadap brand Coca Cola, mementingkan kualitas serta kegunaan dari produk tersebut

Positioning
Keseluruhan Positioning Coca Cola yaitu “Bbrrrr”, dimana Coco Cola memposisikan diri sebagai minuman menyegarkan penghilang dahaga.
Produk: Coca Cola
Service: Selalu berusaha memberikan kesegaran pada konsumen melalui produk produk yang di tawarkan. Coca Cola juga melakukan berbagai kegiatan promosi untuk mendukung positioning Coca Coca yaitu memberikan “kesegaran” bagi konsumen.

C3= Competitors

Pesaing Utama Beserta Keunggulannya
Nama Pesaing Keunggulan dan Keunikan
1. Pepsi Co
Memiliki variasi produk yang lebih beragam serta terdapat diversifikasi produk hingga segmen makanan ringan
2. Cadbury Schweppes PLC
Memiliki diversifikasi produk, antara lain cokelat dan permen karet.
3. PT . Sinar Sosro
Memiliki Brand Image yang kuat di Indonesia dengan spesialisasi minuman teh dengan rasa yang unik dan sesuai dengan selera konsumen Indonesia.
4. PT. UltraJaya Milk
Memiliki diversifikasi produk yang berbeda dengan produk lainnya, yaitu produk Susu dengan berbagai jenis serta varian rasa. PT Ultra kemudian melakukan ekspansi ke produk Jus.
5. PT. Unilever
Seperti yang kita ketahui, Unilever merupakan perusahaan besar yang memiliki diversifikasi produk dalam jumlah besar. Kemudian Unilever memberlakukan akuisisi terhadap perusahaan minuman besar sehingga brand produk sudah di kenal dimasyarakat, sehingga menjadi salah satu pesaing Coca Cola.

C4=Complementer
Berikut adalah produk-produk tambahan yang dibuat oleh coca cola company

1.produk Sup jagung dengan nama Bistrone
2.Barq’s merupakan perusahaan minuman bersoda Amerika.
3.Dasani merupakan merk produk air minum kemasan dari Coca-Cola Company
4.Minute Maid merupakan produk minuman jus sari buah.
5.Fanta merupakan produk minuman soda rasa buah
6.Fresca merupakan produk minuman bersoda dengan kandungan sitrun
7.Powerade merupakan produk minuman isotonik
8.Pibb Xtra merupakan minuman soda berkarbonat

Di Indonesia Cola, Diet Coke, Fanta, Sprite dan teh Frestea

C5=Channel
1.Dengan website, tujuannya adalah memberikan pemahaman yang lebih baik dari produk, bisnis, orang-orang dan aspirasi coca cola company.
2.Sistem Informasi (SI) adalah kebutuhan strategis dan sistem inovatif yang
difokuskan pada identifikasi dan meningkatkan bisnis perusahaan.
3.Untuk mendukung layanan tersebut, CCBI memberikan National Contact Centre (NCC) untuk semua pelanggan dan konsumen di seluruh Indonesia. NCC adalah medium untuk nasabah (penjualan mitra) dan konsumen yang memerlukan informasi atau layanan terkait kepada Perusahaan dan produk.
NCC's services include: layanan NCC meliputi :
a.Customer Services, Layanan Pelanggan, yang mencakup permintaan pada pelanggan menjadi, peralatan minuman dingin, pesanan produk baik dari outlet tradisional dan modern, dan mata pelajaran lain yang terkait dengan distribusi atau penjualan;
b.Consumer Services, Layanan Konsumen, yang mencakup informasi produk, kualitas produk dan kemasan, program promosi;
c.General Inquiries, Pertanyaan umum, yang meliputi penelitian, magang, lowongan, kunjungan pabrik dan produk atau jasa usulan dari vendor.
National Contact Centre dapat dihubungi di: 0800 100 2653 (toll-free) E-mail: ncc@sea.ccamatil.com SMS: 0812 112 2653
Website: www.coca-colabottling.co.id at Contact Us section
4.Berbagai program promosi diadakan sesuai dengan event yang sedang berlangsung, baik melalui konser musik, pameran, promo penukaran tutup botol, hadiah kejutan, maupun iklan TV.
5.Coca-Cola has been a long-term participating sponsor of Olympic Games, World Cups, Super Bowls, and Academy Awards. By shelling out large sums of money, Coca-Cola hopes to gain favor-able public attention and also treat its associates to big-time events (Kotler, 2002: 169)

C6=Center/supplier
Perusahaan coca cola Indonesia khususnya memproduksi dan mendistribusikan produk Coca-Cola kepada lebih dari 400.000 outlet melalui lebih dari 120 Pusat Penjualan. Perusahaan coca cola company, Delapan puluh persen penjualan minuman ringan dilakukan melalui pengecer dan grosir, yang 90% dianggap skala usaha kecil. Untuk skala usaha kecil, produk minuman ringan yang paling penting barang dagangan mereka - memberikan kontribusi 35% dari total penjualan dan menghasilkan 34% dari keuntungan. 80% dari penjualan minuman ringan dilakukan melalui pengecer dan grosir.

C7=Changes
Kemasan produk yang menarik dan harga yang kompetitif. Coca-Cola juga mencoba mengembangkan desain kemasan minuman, serta meningkatkan kualitasnya. Setelah meluncurkan Frestea dalam kemasan botol, pada akhir tahun 2002, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea dalam kemasan Tetra Wedge yang lebih mudah dan praktis untuk dibawa. Pada akhir 2003, Coca-Cola, Sprite, dan Fanta hadir dalam kemasan kaleng ramping baru yang unik. Pada tahun 2004 ini, Coca-Cola hadir dengan inovasi terbaru yaitu botol gelas berbobot lebih ringan 30 % dengan desain mungil, imut, tapi kuat. Inovasi kemasan produk akan terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan teknologi terbaru.

STRATEGI PEMASARAN PRODUK SECARA GLOBAL
Menghadapi pasar yang unik dan heterogen, merek global harus cermat menyeimbangkan antara global standardization dan local customization. Standarisasi jelas akan meningkatkan efisiensi dan konsistensi yang lebih baik dalam menangani operasi global. Skala ekonomi yang substansial akan diraih melalui standarisasi produksi, distribusi, pemasaran, dan manajemen. Skala ekonomis akan diterjemahkan menjadi value yang lebih besar bagi pelanggan dengan menawarkan kualitas yang tinggi dan produk-produk yang lebih andal dengan harga yang lebih murah.
Namun di sisi lain, merek global harus melayani beragam pelanggan yang unik di berbagai pasar di banyak negara. Mereka mulai melihat bahwa program pemasaran akan lebih efektif jika disesuaikan dengan target pelanggan di masing-masing negara itu. Berbagai kondisi unik itu menuntut perlunya adaptasi, baik itu melalui fitur produk, maupun dalam kampanye iklan, kemasan, warna, bahan, harga, iklan, strategi penjualan, dan sebagainya. Diferensiasi di pasar lokal dapat dilakukan pada content, konteks, atau infrastruktur. Coca-Cola menggunakan diferensiasi content dan konteks di Asia. Untuk content-nya, Coca-Cola membuat produknya mengandung lebih sedikit pemanis dan karbonasi di sejumlah negara Asia Tenggara. Sementara itu, diferensiasi konteks mereka wujudkan dalam bentuk label dan kemasan. Di Cina, nama “Coca-Cola” ditulis dalam huruf Cina dan diucapkan sebagai Kekoukele, yang berarti “minuman menyenangkan” atau ”Can-Be-Tasty-Can-Be-Happy” dalam bahasa Cina.

Strategi Pemasaran Coca-Cola Terhadap Situasi Pasar Lokal
1.Barq’s

Barq’s merupakan perusahaan minuman bersoda Amerika. Barq’s merupakan nama yang digunakan sebagai nama produk perusahaan sebelum kemudian berubah menjadi ‘Barqs Famous Olde Tyme Root Beer’, yang menjadi merk root beer pertama di Amerika Utara yang mengandung cafein.. Produk ini telah di produksi oleh Coca-Cola Company sejak awal abad 20.
Beberapa produk Barq’s :
1).Barq’s Famous Olde Tyme Root Beer atau Barq’s Root Beer . Barq’s Cola tersedia pula jenis bebas cafein dan di distribusikan oleh swire Coca-Cola
2)Diet Barq’s merupakan produk yang tidak mengandung cafein. Tersedia jenis root beer dan krim vanilla
3).Barq’s Red Crème Soda yang telah lama dikenal dengan nama ‘Barq’s Red Drink’

2.Dasani

Dasani merupakan merk produk air minum kemasan dari Coca-Cola Company yang diproduksi sejak tahun 1999 setelah kesuksesan produk Aquafina dari perusahaaan pesaing PepsiCo. Dasani merupakan satu dari banyak produk air mineral Coca-Cola yang di jual di seluruh dunia. Di USA Air mineral dasani terdiri dari beberapa ukuran yaitu : Roz, 2o oz, 24 Oz botol cup olahraga , 1 L, 1,5 L, 300 Ml, 12 Oz fridge pack, 500 Ml, 6, 12, dan 24 pack. Dasani menawarkan beberapa jenis rasa minuman, yang menggunakan pemanis sucralose. Rasa yang ditawarkan dasani adalah lemon, grape, raspberry dan strawberry. Di Canada Dasani diluncurkan di Canada tahun 2000, setahun setelah peluncurannya di USA terdapat 4 jenis ukuran botol desani yaitu’ 300 ml, 500 ml, 591 ml, 710 ml, 1 L, dan 1,5 L. Pada awal 2005, dasani meluncurkan 2 varian rasa: Dasani rasa lemon, dan dasani rasa raspberry. Di Amerika Serikat Dasani diluncurkan di Brazil pada pertengahan tahun 2003, dengan nama Aquarius. Dasani diperkenalkan pada pasar Chilean pada tahun 2005, dengan meluncurkan varian rasa asli, lemon, dan rasa tangerine. Di Mexco, dasani diluncurkan dengan nama Crel Dasani dengan 4 varian rasa yaitu, lemon, ketimun, pepaya-wortel, anggur dan mandarin green tea. Di UK Dasani diluncurkan di UK pada tahun 2004 produksi tersebut diluncurkan dengan penambahan label “a disaster” , “a flasco” dan “PR catastrophe”.

3.Minute Maid

Minute Maid merupakan produk minuman jus sari buah. Minute Maid merupakan perusahaan orange juice pertama yang didistribusikan di seluruh Amerika selama bertahun-tahun. Minute Maid Company sekarang dimiliki oleh Coca-Cola Company dan telah menjadi perusahaan penjual jus buah dan minuman terbesar di dunia.
Sebagai minuman sari buah, Minute Maid sangat di minati konsumen global. Hal tersebut terlihat dari berbagai variansi rasa yang ditawarkan Minute Maid berbeda di seluruh dunia. Setiap Negara meluncurkan beberapa variansi rasa yang tidak akan terdapat di Negara lainnya.
Beberapa contoh varian rasa minute Maid di beberapa Negara :
-Brazil
1.Minute Maid Mais - Ready-to-drink juice drink.
2.Apple, Cashew, Cashew Mango, Orange, Grape, Guava, Mango, Orange, Passion fruit, Peach,Homemade Orange
-France
1.Minute Maid 100% fruit Juice
–100% Orange Juice - Orange Juice drink with 100% orange juice
–100% Apple Juice - Apple Juice drink with 100% apple juice
–Red Sensation - 100% juice drink made with apple, raspberry, and blackcurrant juices
2.Minute Maid InCase Juice Drinks
–Banana-Pineapple - enhanced with vitamins and calcium
–Banana-Cherry -Blackcurrant - enhanced with vitamins and calcium
-India
1.Minute Maid Pulpy Orange Drink- Orange juice. Orange Juice type product.
-Japan
1.Minute Maid Fruit Plus - Juice drink.
2.Apple Guava, Lemon Lime, Orange Peach

4. Fanta

Fanta merupakan produk minuman soda rasa buah dari Coca-Cola Company. Fanta memiliki lebih dari 70 varian rasa yang berbeda dan biasanya varian tersebut sesuai dengan ketersediaan bahan di setiap negara. Sehingga varian Fanta memiliki ke khasan di setiap negara yang tidak ada dinegara lain. Sebagai contoh, di Romania, Macedonia, dan beberapa negara lainnya terdapat ‘Fanta Shokata’ yang berasal dari mminuman tradisional Romania dan Balkan yaitu Socata. Selain itu di Swiss dan Belanda terdapat ‘Fanta Blackcurrant yang berasal dari buah khas negara-negara tersebut. Komposisi fanta untuk rasa yang sama, berbeda dengan antara negara yang satu dan lainnya. Sebagai contoh, fanta orange di eropa menggunakan jus orange (dengan kompossi tertentu) dimana di Amerika komposisi tersebut tidak digunakan. Fanta memiliki lebih dari 70 rasa berbeda diseluruh dunia. Sebagai contoh, di Rumania, Mcedonia, dan beberapa Negara berbeda, terdapat “Fanta Shokata” yang berasal dari minuman tradisional Rumania dan Balkan ‘Socata’, terbuat dari elderflower. Fanta di Swiss dan Belanda, terbuat dari buah local,blackccurant, digunakan sebagai bahan dasarnya.

5.Fresca

Fresca merupakan produk minuman bersoda dengan kandungan sitrun yang dibuat oleh Coca-Cola Company. Produk ini kini telah dijual diseluruh dunia, meskipun tidak tersedia secara luas di Amerika Utara.
Beberapa produk Fresca di beberapa nagara:
•Cherry Citrus
•Citrus Lime
•Grape Fruit
•Lemon Lime

6. Powerade

Powerade merupakan produk minuman isotonik dari Coca-Cola Company. Produk pesaing Powerade adalah Gatorade yang menguasai pasar minuman isotonik dengan persentasi 83,1 %, sedangkan Powerade hanya menguasai sekitar 14,5 % kategori pasar minuman isotonik di Amerika Serikat. Powerade melakukan beberapa strategi pasar untuk meningkatkan penjualannya. Salah satu diantaranya addalah dengan menjadi sponsor beberapa tim dan asosiasi olah raga, seperti menjadi sponsor tim rugby ( Wallabies dan All Blocks ) dan asosiasi sepak bola dunia ( FIFA dan IOC). Selain itu Powerade banyak menjadi sponsor ekslusif dalam beberapa pertandingan olah raga sebagai salah satu sarana pengenalan produk kepada para pencinta olah raga.

7. Pibb

Pibb Xtra merupakan minuman soda berkarbonat yang di produksi oleh Coca-Cola Company. Pada tahun 2009, produk ini dipasarkan di Mariana Islands ( kepulauan Mariana ) dan Amerika Serikat. Pada tahun 2009, Coca-Cola Company memperkenalkan Pibb Zero, Versi Pibb Xtra bebas gula di beberapa bagian Amerika


 


Oleh Nina Rahmayanty 1004759
         Hesti Sugesti 1007025
         Mahasiswa Jurusan Magister Manajemen Bisnis UPI Bandung

Positioning

 Positioning adalah image atau citra yang terbentuk di benak seorang konsumen dari sebuah nama perusahaan atau produk. Posititioning adalah bagaimana sebuah produk dimata konsumen yang membedakannya dengan produk pesaing. Dalam hal ini termasuk brand image, manfaat yang dijanjikan serta competitive advantage. Inilah alasan kenapa konsumen memilih produk suatu perusahaan bukan produk pesaing. Seperti halnya diungkapkan Milton M. Presley et al dalam Advertising procedure:
“Positioning product is the place your product occupies in consumers’ minds relative to competing products. Think brand image, benefit promise, and competitive advantage. It’s how you plan to compete in the marketplace. It’s the reasons customers should buy your product, and not the competitors”.

Sementara itu Fanggidae, 2006, menyatakan positioning adalah suatu strategi dalam kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk menciptakan perbedaan (differents), keuntungan (advantages), manfaat (benefit) yang membuat konsumen selalu ingat dengan suatu produk. Dengan kata lain sebagai usaha menempatkan sesuatu dalam pikiran orang dengan terlebih dahulu memberikan informasi tentang segala sesuatu seperti fasilitas, program yang diberikan, dosen yang dimiliki dengan cara penyuguhan kualitas pelayanan dan bagaimana mempresentasikannya.
Selanjutnya Kotler, Kartajaya, Huan dan liu, 2003 menyatakan positioning sebagai ”the strategy for leading your cutomers credibly” yaitu suatu strategi untuk membangun kepercayaan, keyakinan dan kompetensi bagi konsumen. Positioning adalah mengenai bagaimana perusahaan mendapatkan kepercayaan pelanggan untuk dengan sukarela mengikuti perusahaan.
Selanjutnya Yoram Wind, dalam Kotler et all 2003 menyatakan positioning sebagai reason for being yaitu bagaimana mendefinisikan identitas dan kepribadian perusahaan di benak konsumen. Perusahaan harus mempunyai kredibilitas di benak konsumen untuk itu konsumen perlu dibimbing. Positioning tidak sekedar membujuk dan menciptakan citra dalam benak pelanggan, tetapi juga bagaimana merebut kepercayaan pelanggan. Positioning menyangkut menciptakan being dalam benak konsumen dan membimbing mereka dengan penuh kredibilitas. Selanjutnya positioning merupakan sebuah janji yang dibuat perusahaan kepada konsumen. Janji tersebut harus ditepati dan kemampuan perusahaan untuk menepati janji merupakan bagian yang vital dan strategi. Karena alasan inilah, positioning yang tepat merupakan hal yang krusial bagi keberhasilan akhir perusahaan.


Cara Menentukan Positioning
Dalam menentukan positioning ada empat tahap yaitu: identifikasi target, menentukan frame of reference pelanggan (siapa diri), merumuskan point of differentiation — Mengapa konsumen memilih perusahaan, menetapkan keunggulan kompetitif produk — bisa dinikmati sebagai sesuatu yang beda (Kotler, 2003).
Sementara itu Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu, 2003 menyatakan ada empat kriteria yang dapat dilakukan perusahaan untuk menentukan positioning. Pertama adalah kajian terhadap konsumen (cutomer). Disini positioning harus mendeskripsikan value bagi konsumen karena positioning mendeskripsikan value yang unggul. Selain itu positiong merupakan penentu penting bagi konsumen pada saat memutuskan untuk membeli. Kriteria kedua didasarkan atas kajian pada kapabilitas perusahaan (company). Disini positioning harus mencerminkan kekuatan dan keunggulan kompetitif perusahaan. Seperti lokasi yang strategis. Kriteria ketiga didasarkan atas kajian pada pesaing (competitor). Disini positioning harus bersifat unik, sehingga dengan mudah dapat mendiferensiasikan diri dari para pesaing. Kriteria keempat didasarkan atas kajian terhadap perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis (change). Dikatakan bahwa positioning harus berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai perubahan lingkungan bisnis. Positioning pada hakikatnya adalah menanamkan sebuah persepsi, identitas dan kepribadian di dalam benak konsumen. Untuk itu agar positioning kuat maka perusahaan harus selalu konsisten dan tidak berubah. Karena persepsi, identitas dan kepribadian yang terus menerus berubah akan menimbulkan kebingungan di benak konsumen dan pemahaman mereka akan tawaran perusahaan akan kehilangan fokus.
Dalam menetapkan penentuan positioning perusahaan dapat memperhatikan faktor-faktor di bawah ini sebagai basis atau landasan penentuan positioning:
1.Proposisi nilai dan manfaat yang dapat diberikan perusahaan
2.Capaian yang telah dihasilkan perusahaan
3.Segmen pasar dan pelanggan yang ditargetkan
4.Atribut yang jadi keunggulan produk dan merk perusahaan
5.Bisnis baru yang dimasuki
6.Originalitas dan posisi sebagai perusahaan atau merk baru di pasar


Dalam mengkomunikasikan positioning sebuah produk perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor di bawah ini:

1. Be creative
Be craetif maksudnya adalah bahwa perusahaan harus kreatif untuk mencuri perhatian konsumen atau target market.
2. Simplicity
Simplicity maksudnya adalah komunikasi yang disampaikan harus sesederhana dan sejelas mungkin
3.Consistent yet flexible
Consistent yet flexible maksudnya adalah perusahaan harus konsisten dan melihat kondisi.
4.Own, dominate, protect
Own, dominate, protect maksudnya adalah dalam komunikasi perusahaan harus memiliki satu atau beberapa kata ampuh di benak pelanggan
5.User their language
User their language maksudnya adalah dalam mengkomunikasikan positioning perusahaan harus menggunakan bahasa pelanggan.


 sumber: http://duniapemasaranglobal.blogspot.com/p/teori-teori-pemasaran.html

Target Pasar

Setelah perusahaan mengidentifikasi peluang segmen pasar, selanjutnya adalah mengevaluasi beragam segmen tersebut untuk memutuskan segmen mana yang menjadi target market. Dalam mengevaluasi segmen pasar yang berbeda perusahaan harus melihat dua faktor yaitu daya tarik pasar secara keseluruhan serta tujuan dan resource perusahaan (Kotler, 2003). Perusahaan harus melihat apakah suatu segmen potensial memiliki karakteristik yang secara umum menarik seperti ukuran, pertumbuhan, profitabilitas, skala ekonomi, resiko yang rendah dan lain-lain. Perusahan juga perlu mempertimbangkan apakah berinvestasi dalam segmen tersebut masuk akal dengan mempertimbangkan tujuan dan sumber daya perusahaan.
Pengertian dari targeting itu sendiri merupakan sebuah sasaran, siapa yang dituju. Dalam menentukan targeting maka dilakukan beberapa survey untuk dapat mengetahui keadaan pasar nantinya, agar ketika proses pemasaran tidak salah sasaran.
Selanjutnya Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu (2003) menyatakan ada tiga kriteria yang harus dipenuhi perusahaan pada saat mengevaluasi dan menentukan segmen mana yang akan dijadikan target. Pertama, perusahaan harus memastikan bahwa segmen pasar yang dibidik itu cukup besar dan akan cukup menguntungkan bagi perusahaan. Perusahaan dapat saja memilih segmen yang kecil pada saat sekarang namun segmen itu mempunyai prospek menguntungkan dimasa datang. Sehubungan dengan hal ini perusahaan harus menelaah kompetisi yang ada di sektor tersebut dan potensinya untuk tumbuh karena akan berkaitan juga dengan ukuran dan pertumbuhan target segmen perusahaan. Kedua adalah bahwa strategi targeting itu harus didasarkan pada keunggulan kompetitif perusahaan yang bersangkutan. Keunggulan kompetitif merupakan cara untuk mengukur apakah perusahaan memiliki kekuatan dan keahlian yang memadai untuk menguasai segmen pasar yang dipilih sehingga memberikan value bagi konsumen. Untuk menghasilkan value yang unggul tidak cukup hanya memiliki sumber daya yang memadai tetapi harus didukung dengan kapabilitas, kompetensi inti, dan keunggulan kompetitif untuk melaksanakan diferensiasi yang ditujukan untuk memenangkan kompetisi tersebut. Perusahaan juga harus menganalisis dari dekat apakah segmen pasar yang dipilih telah sejalan dan mendukung tujuan jangka panjang perusahaan. Ketiga adalah bahwa segmen pasar yang dibidik harus didasarkan pada situasi persaingannya. Perusahaan harus mempertimbangkan situasi persaingan yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi daya tarik targeting perusahaan. Beberapa faktor yang dipertimbangkan disini antara lain intensitas persaingan segmen, potensi masuknya pemain baru, hambatan masuk industri, keberadaan produk-produk pengganti, kehadiran produk-produk komplementer serta pertumbuhan kekuatan tawar menawar pembeli maupun pemasok.
Dengan menggunakan beberapa kriteria diatas perusahaan dapat menemukan kesesuaian perusahaan dengan segmen pasar yang tepat.

Menentukan Target Market
Dalam menetapkan target market perusahaan dapat mempertimbangkan lima pola, dapat dijelaskan sebagai Berikut :

1. Single Segment Concentration.
Single Segment Concentration maksudnya adalah perusahaan dapat memilih satu segmen saja. Perusahaan lebih bisa mencapai posisi yang kuat disatu segmen, dengan pengetahuan yang baik terhadap kebutuhan segmen sehingga bisa diperoleh keuntungan. Namun, konsentrasi di satu segmen mempunyai potensi resiko yang cukup besar, sehingga alasan inilah yang mendasari perusahaan untuk memilih lebih dari satu segmen.

2. Selective Specialization.
Selective Specialization maksudnya adalah perusahaan menyeleksi beberapa segmen. Segmen yang dipilih mungkin tidak saling berhubungan atau membentuk sinergi, tetapi masing – masing segmen menjanjikan uang. Strategi ini lebih dipilih oleh perusahaan untuk menghindari kerugian, walaupun salah satu segmennya tidak produktif, tetapi perusahaan tetap memperoleh pendapatan dari segmen yang lain.

3. Product Specialization.
Product Specialization maksudnya perusahaan berkonsentrasi membuat produk khusus atau tertentu. Melalui cara ini, perusahaan membangun reputasi yang kuat di produk yang spesifik. Namun resikonya tetap ada, yaitu apabila terjadi kekurangan bahan untuk pembuatan produknya atau keterlambatan melakukan perubahan teknologi.

4. Market Specialization.
Market Specialization maksudnya adalah perusahaan berkonsentrasi melayani berbagai kebutuhan dalam kelompok tertentu. Perusahaan memperoleh reputasi yang kuat dan menjadi channel untuk semua produk baru yang dibutuhkan dan dipergunakan oleh kelompok tersebut. Resiko akan kerugian akan timbul apabila kelompok tadi mengurangi pembelian atau kebutuhannya.

5. Full Market Coverage.
Full Market Coverage maksudnya adalah perusahaan berusaha melayani semua kelompok dengan produk yang dibutuhkan. Namun, hanya perusahaan besar yang bisa melakukannya. Untuk menciptakan kepuasan konsumen, pemasar dapat melakukan diferensiasi dan menghasilkan lebih banyak penjualan daripada tidak melakukan diferensiasi, namun diferensiasi dapat meningkatkan biaya perusahaan. Secara umum, hal ini tetap akan bermanfaat khususnya apabila dikaitkan dengan strategy profitability, namun demikian perusahaan sebaiknya berhati – hati agar tidak terjadi over segmenting. Biaya yang diperkirakan adalah Product modification cost, manufacturing cost, administrative cost, inventory cost, dan promotion cost.

Selain itu ada pertimbangan tambahan yang perlu diperhatikan perusahaan dalam mengevaluasi dan memilih segmen yaitu (Kotler, 2003):

1.Pilihan etika atas pasar sasaran.
Dalam menetapkan target market perusahaan hendaknya tidak menimbulkan pertentangan, seperti mngambil keuntungan dari kelompok yang rapuh seperti anak-anak atau mempromosikan produk yang berbahaya. Karena dalam pasar sasaran masalahnya bukanlah siapa yang dipilih sebagai target tapi bagaimana dan untuk apa. Pasar yang memiliki tanggungjawab sosial mengharuskan segmentasi dan target pasar yang melayani tidak hanya untuk kepentingan industri saja tetapi juga kepentingan mereka yang dijadikan sasaran.

2.Interelasi dan segmen super.
Segmen super adalah sekumpulan segmen yang memiliki kesamaan yang dapat dieksploitasi, sehingga perusahaan akan bijaksana jika memilih segmen super daripada segmen di dalam segmen super karena perusahaan tidak memiliki keunggulan kompetitif terhadap industri-industri yang telah berada dalam segmen super.

3.Rencana serangan segmen per segmen.
Pesaing tidak boleh tahu segmen mana yang dituju oleh perusahaan. Jika diketahui maka perusahaan harus mencari jalan keluar untuk menerobos yakni dengan cara menyerang pasar tertutup dengan pendekatan mega marketing artinya koordinasi strategis keahlian ekonomi, psikologis, politik dan hubungan masyarakat untuk memasuki atau beroperasi dalam pasar tertentu.

4.Kerjasama antar segmen.
Cara terbaik untuk mengelola segmen adalah kerjasama antara SDM di dalam perusahaan untuk membangun bisnis segmen perusahaan.

sumber : http://duniapemasaranglobal.blogspot.com/p/teori-teori-pemasaran.html

Segmentasi Pasar

Perkembangan pemikiran pemasaran, disadari atau tidak, sejalan dengan perkembangan peradaban dan pemikiran masyarakat di berbagai bangsa. Hal ini dapat terjadi karena pemikiran di bidang pemasaran selalu melekat dalam kehidupan masyarakat yang selalu berfikir alternatif. Maksudnya adalah dimana masyarakat selalu dihadapkan pada suatu pilihan dan sumber daya yang terbatas untuk mampu memaksimumkan kepuasan.
Pemasaran dirasa kurang karena disebabkan adanya 2 alasan, yaitu:
1)Banyak produsen pemasar masih menggunakan konsep produksi massal sebagai basis kegiatannya.
2)Daya beli masyarakat masih relatif terbatas, sehingga kecenderungan masyarakat membeli atas dasar pertimbangan harga murah.

Segmentasi, Targeting dan Positioning.

Strategi pemasaran modern STP (Segmenting, Targeting, Positioning) yaitu (1) segmentasi pasar, (2) penetapan pasar sasaran, (3) penetapan posisi pasar, seperti yang dijelaskan (Kotler, 1995 : 315).

1). Segmentasi.
1.Segmen pasar : Sub kelompok orang-orang atau organisasi yang memiliki satu atau lebih karakteristik yang sama menyebabkan mereka memiliki produk yang serupa.
2.Segmentasi pasar : proses membagi sebuah pasar ke segmen-segmen atau kelopok-kelompok yang bermakna, relative sama dan dapat diidentifikasikan.

Tujuan segmentasi pasar adalah membuat para pemasar mampu menyelesaikan bauran pemasaran untuk memenuhi kebutuhan satu atau lebih segmen pasar tertentu.
Segmentasi pasar merupakan suatu aktivitas membagi atau mengelompokkan pasar yang heterogen menjadi pasar yang homogen atau memiliki kesamaan dalam hal minat, daya beli, geografi, perilaku pembelian maupun gaya hidup. Kotler (2003) menyatakan: “Market segmentation is the process of breaking a heterogeneous group of potential buyer into smaller homogeneous groups of buyer, that is with relatively similar buying characteristics or needs”. Selanjutnya Thompson (2000) menyatakan bahwa tantangan dalam pemasaran adalah untuk mengidentifikasi pasar potensial yang menguntungkan untuk dilayani karena jarang sekali satu program pemasaran dapat memuaskan pasar yang heterogen yang berbeda selera dan karakteristik untuk itu diperlukan segmentasi pasar. Sementara itu Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu (2003) menyatakan bahwa segmentasi adalah melihat pasar secara kreatif, segmentasi merupakan seni mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang-peluang yang muncul di pasar. Pada saat yang sama segmentasi merupakan ilmu (science) untuk memandang pasar berdasarkan variabel geografis, demografis, psikografis dan perilaku.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa segmentasi memiliki peran penting dalam sebuah perusahaan. Segmentasi tersebut memiliki peran penting karena beberapa alasan; pertama, segmentasi memungkinkan perusahaan untuk lebih fokus dalam mengalokasikan sumber daya. Dengan membagi pasar menjadi segmen-segmen akan memberikan gambaran bagi perusahaan untuk menetapkan segmen mana yang akan dilayani. Selain itu segmentasi memungkinkan perusahaan mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai peta kompetisi serta menentukan posisi pasar perusahaan (Kotler, Kartajaya, Huan dan liu, 2003). Kedua, segmentasi merupakan dasar untuk menentukan komponen-komponen strategi. Segmentasi yang disertai dengan pemilihan target market akan memberikan acuan dalam penentuan positioning. Ketiga, segmentasi merupakan faktor kunci untuk mengalahkan pesaing, dengan memandang pasar dari sudut yang unik dan cara yang berbeda dari yang dilakukan pesaing.

Tingkatan Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar dimulai dari mengidentifikasi mass market (pemasaran massal) (Thomson, 2000). Mass market ini terlalu beragam dan sulit untuk menetapkan target market dengan program pemasaran tunggal, dengan demikian pasar tersebut perlu disegmen menjadi kelompok-kelompok yang homogen. Starting point dari segmentasi adalah mass marketing. Didalam mass marketing program pemasaran dilakukan secara massal seperti distribusi massal, promosi massal dan lainnya atau dengan kata lain satu produk untuk semua. Akan tetapi mass marketing tidak selalu sukses dalam melayani pasarnya karena satu program pemasaran tidak bisa melayani pasar yang heterogen sehingga pelu dilakukan segmentasi, niche marketing (relung pasar) dan pasar individu (Kotler, 2003).
Segmentasi pasar terdiri dari usaha untuk mengidentifikasi sebuah kelompok menjadi sebuah kelompok yang memiliki kesamaan. Segmentasi merupakan cara tengah antara mass marketing dengan individu. Dalam segmentasi pasar orang yang berada dalam satu segmen diasumsikan benar-benar memiliki persamaan, padahal tidak ada dua orang yang benar-benar memiliki persamaan dalam suatu hal (Kotler, 2003). Dengan demikian segmentasi pasar memiliki beberapa keuntungan dibandingkan mass market antara lain perusahaan dapat menciptakan produk dan layanan yang cocok atau sesuai dengan target market. Perusahaan juga akan lebih mudah dalam menetapkan canel distribusi dan dalam menetapkan komunikasi pemasaran. Pada niche marketing lebih fokus terhadap ceruk-ceruk pasar yang belum dilayani dengan baik. Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi segmen yang sudah ada menjadi sub segmen yang lebih kecil. Dengan adanya niche market perusahaan dapat memahami konsumen dengan baik. Ciri menarik dari niche market adalah konsumen pada niche market mempunyai kebutuhan yang kuat, konsumen ini mau membayar dengan harga yang premium kepada perusahaan yang dapat memuaskan mereka dengan baik. Nice market memiliki pertumbuhan yang potensial dan profitable sehingga perusahaan dapat melayani segmen ini. Sementara itu pada pasar individu merupakan bagian terakhir dalam segmen, setiap individu memiliki keunikan masing-masing. Pasar individu dikenal juga dengan customize marketing atau one to one marketing dimana konsumen dilayani secara individu. Perusahaan dapat melayani pasar individu secara customize sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen seperti yang mereka harapkan.

Pola Segmentasi Pasar

Untuk mengidentifikasai preferensi segmen ada tiga pola segmentasi pasar yang dapat digunakan (Kotler,2003). Pola tersebut adalah:
1. Homogeneus preference (preferensi homogen)
Homogeneus preference merupakan pola yang menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang sama terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.

2. Diffused preference (preferensi yang menyebar)
Diffused preference merupakan pola yang menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang beragam terhadap suatu produk atau jasa yang ditawarkan

3. Clustered preference (preferensi yang mengelompok)
Clustered preference merupakan pola yang menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang berkelompok-kelompok. Dimana konsumen yang berada dalam satu kelompok memiliki kesamaan preferensi.

Prosedur dan Proses Segmentasi Pasar
Ada tiga tahap yang harus dilakukan dalam segmentasi pasar (Kotler,2003) yaitu:
1. Survey Stage
Survey Stage merupakan tahap melakukan eksplorasi baik melalui focus group discussion atau dengan wawancara terhadap beberapa kelompok konsumen untuk memperoleh keterangan mengenai motivasi, sikap dan perilaku konsumen.
2. Analysis Stage
Analysis Stage merupakan tahap analisis terhadap informasi yang telah diperoleh melalui survey. Analisis dapat dilakukan dengan menerapkan analisis faktor untuk menelaah variabel-variabel mana yang berkolerasi tinggi kemudian menerapkan analisis cluster untuk menciptakan atau mengetahui kelompok-kelompok pasar yang secara signifikan memiliki perbedaan karakteristik.
3. Profiling Stage
Profiling Stage merupakan tahap untuk mengidentifikasi frofil masing-masing cluster yang terbentuk. Dengan ini akan teridentifikasi perbedaan masing-masing cluster berdasarkan sikap dan perilaku, demografi, psikografi, manfaat atau value yang diharapkan dari sebuah program MM, kemudian masing-masing cluster diberi nama berdasarkan karakteristik yang menonjol (Fanggidae, 2006).

Dasar Segmentasi
Dalam menetapkan dasar segmentasi Kotler (2003) ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu pertama, consumen characteristic (karakteristik konsumen) yang merupakan variabel utama dalam segmentasi yang terdiri dari :
1. Segmentasi Geografi
Pada segmentasi georafi pengelompokan dilakukan berdasarkan faktor geografinya, seperti berdasarkan daerah asal atau tempat tinggal konsumen.
2. Demografi Segmentasi
Pada segementasi demografi pengelompokan dilakukan berdasarkan variabel usia, jenis kelamin dan pekerjaan konsumen.
3.Psychographic segmentation
Pada Psychographic segmentation pengelompokan didasarkan pada karakteristik setiap konsumen, seperti motivasi, kepribadian, persepsi, interest, minat dan sikap.

Kedua yaitu, consumer responses (respon konsumen) yang terdiri dari Benefit segmentation (segmentasi manfaat) yaitu pengelompokan yang di dasarkan kepada manfaat yang diharapkan konsumen dari suatu produk atau jasa, use occasion (saat pemakaian) dan Brand atau merek. Dengan ini konsumen akan dikelompokkan berdasarkan respon mereka terhadap produk atau jasa, seperti ada konsumen yang mementingkan kualitas dan ada konsumen yang mementingkan harga yang murah.
Sementara itu Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu (2003) mengelompokkan pendekatan dalam melakukan segmentasi pasar menjadi tiga, yaitu :

1.Static Atribut Segmentation
Static Atribut Segmentation mengelompokkan pasar berdasarkan atribut-atribut statis yang serupa, yang tidak selalu mencerminkan perilaku pembelian atau penggunaan dan tidak secara langsung mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli. Jenis atribut ini mencakup variabel geografi dan demografi.

2.Dynamic Atribut Segmentation
Dynamic Atribut Segmentation mengelompokkan pasar berdasarkan atribut dinamis yang serupa, atau atribut-atribut yang mencerminkan karakteristik konsumen. Atribut ini mencakup variabel psikografis dan behavioral.

3. Individual Segmentation
Individual Segmentation mengelompokkan pasar atas unit terkecil atau individu.

Menentukan Dasar Segmentasi
Dalam menentukan dasar segmentasi yang akan digunakan dapat disesuaikan dengan kondisi yang paling relevan. Sebagaimana diketahui konsumen berbeda dalam banyak hal dan masing – masing berpotensi membentuk segmen, namun kenyataan tidak semua variabel ini akan bermanfaat untuk semua situasi. Dengan demikian perlu kehati-hatian dalam memilih variabel segmentasi agar sesuai dengan perusahaan. Agar strategi segmentasi tersebut tepat perusahaan harus pertama, memandang pasar dari sudut yang unik dan dengan cara yang berbeda dari yang dilakukan pesaing. Kedua metode segmentasi yang digunakan harus sejauh mungkin mencerminkan perilaku pembelian atau penggunaan serta menentukan alasan pelanggan untuk membeli. Karena alasan inilah dynamic atribut segmentation lebih unggul dibandingkan static atribut segmentation, sebab atribut ini lebih mengarah kepada perilaku pembelian, metode ini dapat memberikan informasi yang berharga bagi perumusan strategi pemasaran yang cocok untuk mempengaruhi perilaku konsumen tersebut (Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu,2003).
Segmentasi geografis dan demografis lebih mudah dilakukan, karena data yang akurat dan tepat sudah tersedia. Namun metode ini tidak memberikan gambaran yang yang jelas tentang bagaimana konsumen memilih dan membeli suatu produk. Sehingga akan sulit untuk membangun strategi yang lengkap yang menyertakan perumusan positioning, marketing mix, penjualan, pelayanan, proses dan membangun brand dengan keakuratan yang baik.

Syarat Segmentasi Yang Efektif
Dalam melakukan segmentasi perusahaan perlu memperhatikan efektifitas segmentasi tersebut. Syarat segmentasi yang efektif adalah (Kotler,2003):

1. Measurable (terukur)
Measurable berarti segmen pasar harus dapat membantu perusahaan dalam mengukur potensi pasar, daya beli konsumen serta ukuran alokasi sumberdaya.
2. Substansial (banyak)
Substansial berarti segmen tersebut harus besar dan profitable untuk dilayani.
3. Accessible (dapat diakses)
Accessible berarti segmen tersebut harus mudah dijangkau untuk dilayani.
4. Differentiable (dapat dibedakan)
Differentiabel berarti segmen tersebut dapat dibedakan dengan jelas.
5. Actionable (dapat dilayani)
Actionable berarti segmen tersebut dapat dijangkau atau dilayani dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Manfaat Segmentasi

Secara umum segmentasi bermanfaat untuk meningkatkan posisi kompetisi perusahaan dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada konsumen (Weinstein, 1994 dalam Ariwibowo, 2003,). Lebih lanjut Weinstein (1994) mengemukan secara terperinci tentang 4 manfaat segmentasi, yaitu:

1. Designing responsive products to meet the needs of the marketplace.
Melalui penelitian preferensi konsumen, perusahaan berjalan ke arah penyelesaian konsep marketing yaitu kepuasan konsumen yang akan membawa keuntungan. Perusahaan menempatkan konsumen sebagai yang utama, kemudian mendisain dan menyeleksi produk untuk kepuasan konsumen.

2. Determining effective and cost efficient promosional strategies.
Segmentasi sebagai alat perencanaan merupakan alat identifikasi dan analisa yang berharga untuk mengembangkan communication mix, sehingga dapat dipilih alat promosi yang sesuai untuk menargetkan pada media yang tepat.

3. Evaluating market competition in partikular the companys market position.
Riset segmentasi menyediakan a competitive intelegence mechanism untuk mengakses dan membandingkan perusahaan agar sesuai dengan standar.

4. Providing insight on present marketing strategies.
Segmentasi sangat penting untuk melakukan evaluasi secara periodik terhadap marketing strategi perusahaan saat ini dengan cara memanfaatkan peluang baru dan menghindarkan dari adanya potensi terhadap ancaman.


sumber : http://duniapemasaranglobal.blogspot.com/p/teori-teori-pemasaran.html

How to Make Your Brand Message More Powerful

fair-trade-labelIf you are looking to pump up the authority of your brand, consider the approach of Fair Trade U.S.A., whose logo is widely recognized and proven to persuade consumers to choose the products it certifies.
A Fair Trade certification on a product tells a consumer that the farmers who grew and harvested it were treated justly and were fairly compensated. The most common goods certified as Fair Trade are teas, coffees and chocolates sourced directly from farmers in countries across South America, Central America, Africa and Asia. Last year, a record amount of Fair Trade certified coffee was imported into the U.S. and Canada.
Fair Trade faces stiff competition from lower-priced alternatives in each of the food categories it specializes in. In an instant, the Fair Trade stamp on a product needs to communicate to a consumer that he or she ought to choose a product that typically costs more. That’s a tall order for a logo. “My job is to meet you where you are, which is standing in a grocery store, two kids in the cart, with 10 seconds to decide what kind of coffee to buy,” says Mary Jo Cook, chief impact officer at Oakland, Calif.-based Fair Trade.
Here are three core strategies employed by Fair Trade to strengthen the power of its brand.
1. Find your customer sweet spot.
No matter what your product or service is, it is not going to appeal to everyone. In order to sharpen your brand, you first have to identify exactly who you are going after. In its earlier days, Fair Trade was trying to appeal to everyone, says Katie Barrow, communications manager for the certifier. While the Fair Trade logo is recognized by 38 percent of all U.S. adults, it was found to resonate with 62 percent who say they care about their health and environmental sustainability, according to a study by research group Natural Marketing Institute last year. Now, the certifier focuses its marketing efforts on those customers who identify as being concerned with health and sustainability and who have room in their budgets for luxury items.
2. Put the customer’s needs ahead of your ego. 
Oftentimes, entrepreneurs are so excited about their product or service that the branding strategy becomes focused on the entrepreneur’s ingenuity, not the customer’s needs, says Cook. When defining your brand strategy, Cook says an entrepreneur should instead ask: What problem are we trying to solve, and for whom? “If you can’t answer that question, you really won’t be able to do too good a job at marketing,” she says. Once you know what problem you are solving, shape your brand around that answer.
3. Use social media to inspire and build support. 
Content on your company’s Facebook or Twitter pages will only reach the customers already following you. If you have a limited marketing budget and are trying to expand your reach, create content for your social media streams that your customers will want to share with their friends, says Cook. Fair Trade’s strategy is to post stories about the farmers it positively impacts and inspirational quotes with universal appeal. People want to share content that makes them feel empowered, says Barrow.

Strategi Pemasaran

sumber : http://agusnuramin.wordpress.com/category/dasar-pemasaran/